Mulai melihat dunia jam 08.30 (waktu yang lumayan pagi bagiku,,) kulirik teman teman kecilku di akuarium yang seakan mengejek "rizkimu hari ini sudah keduluan ayam tuan" hmmm.. tak apalah hiburku rizki ada ditangan Tuhan, dengan gerakan secepat kilat segera ke kamar mandi,, (tersadar kalau memang hari sudah siang) tepat jam 09.00 ku Mulai aktivitasku, biasanya yang pertama kali ku lakukan adalah menyapa para security yang penuh rasa hormat, dua buah gembok rolling door yang mengamankan ruangan ini sapanjang malam, sungguh besar perjuangan mu,, kemudian dengan office boy yang selalu siap untuk membantu kapanpun bagaikan serdadu perang yang hanya menunggu sepatah kata dari petingginya dan siap untuk mati memperjuangkannya, lumayan sebuah sapu plastik berwarna pink yang siap membantu membersihkan ruangan ini,,
Pagi ini aku mendobrak kebosanan ku dan menjalankan sepeda motor mudaku (sepeda tuakan hanya punya umar bakri) menuju tempat dimana ada seorang yang sudah menungguku dari pagi menunggu jemputan, mungkin sudah lelah menunggu dan tertidur lagi,,. Tempat yang lumayan jauh bagiku tapi tak masalah karena disanalah kutemui ketenangan dan semangat ku,,
Hari ini di mulai lagi dengan kegiatan rutinitasku untuk membelai komputer yang mungkin sudah bosan melihat wajahku yang sok serius ini selalu memandanginya dan menjadi saksi kesenangan, kesedihan dan perjuanganku dalam mengarungi masa ini. Mungkin dialah benda yang paling sering melihat wajahku di banding semua benda yang ada di sekeliling ku akhir-akhir ini. Mulai lagi dengan printer samsung ML-1640 yang selalu menghiburku dengan bunyi-bunyinya yang seakan menujukkan kepada dunia berapa banyak kerjaan yang kubuat untuk membantu pekerjaan orang lain(huhhh….. bunyi yang menyesakkan jiwa). Dan yang tak terlupa adalah handphoneku tersayang sang penyambung hidupku dengan dunia luar sana yang hampir aku tidak tahu apa yang terjadi di luar sana . Untung dia ada dan menghiburkan sepanjang hari. Terima kasih kepada seluruh vendorku yang selalu menyapaku dengan nada tinggi dan bentakan-bentakan sayang. Teman-temanku tadi menemaniku sepanjang hari dengan saling bergantian mengisi kekosongan dan kecilnya duniaku ini. Untunglah teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan jalan bagi ku untuk dapat tertawa bahagia dan bersyukur dengan apa yang kupunya.
Aha!…. Sudah jam 16.00! Waktu di mana saatnya aku istirahat untuk mengisi perut yang memang dari tadi sudah demontrasi,, .... but of courseee.... jam 6 adalah waktu yang paling sering aku gunakan sebagai start untuk mengantar apa yang sudah aku jemput td pagi, seperti biasa Kembali ke sedikit kemacetan yang menunjukkan kepada kita betapa bermacam-macamnya orang dengan penampilannya berjuang hanya untuk menuju rumahnya.
Ya begitulah hidup.... yang setiap hari kita jalani....malam ini aku putuskan untuk menuju pusat perbelanjaan di daerah ku yang sangat besar. Langkah pertama yang menarik mengantarku berkeliling mall sambil window shopping yang seakan-akan membawa ratusan juta rupiah di dompet untuk di belanjakan kesemua barang ( don’t laugh in front on me......qe qe qe qe qe). But at the end kaki ku tertuju ke gramedia sang jendela ilmu di muka bumi ini. Di tengah interest ku untuk mengetahui buku-buku baru aku membuka suatu buku yang membahas bagaimana mengelola bisnis.
Wuahh..!! Dengan pedenya aku ambil buku itu dengan harapan untuk di bawa kekasir, dibayarkan dan di baca di rumah. Namun di tengah perjalanan aku ingat bahwa budget bulan ini untuk buku sudah habis, maka kuhentikan langkahku dan berbalik arah ketempat buku itu kuambil. Dan ku berdiri sejenak untuk memutuskan untuk apakah aku akan keliling dan melihat lihat judul buku lainnya atau berhenti dan membaca buku itu? Just to take the point.. Lembar demi lembar kubuka mulai dari bab satu yang memberitahukan orang-orang yang terkenal di dunia bisnis, lalu bisnis apa saja yang paling sering dilakukan, terus dan terus bahasan demi bahasan kubaca. Di tengah keasikan ku membaca, terngangahku melihat sebuah judul ”Now Or never”.
Wah... judul yang menarik. Make me so courious, untuk membelah isi artikel yang akan di ceritakan buku ini. Kata pertama yang dia keluarkan, kenapa anda bangga dengan diri anda sekarang. Wah... semakin tertantang diriku untuk membuka lembar selanjutnya. Next pagenya adalah, laporan keuangan yang secara gamblang dia paparkan. Lalu di situ dia menggambarkan, bahwa dia adalah pegawai dengan gaji 5 juta rupiah sebulan dengan keluarga yang memiliki anak satu, lalu dia menjabarkan:
Gajiku 5.000.000
Biaya Hidupku :
- Transportasiku 600.000
- Makan Ku 450.000
- Makan Keluargaku 1.200.000
- Kontrakan ku yang indah 750.000
- Biaya Anak Ku kedokter 250.000
- Biaya Sekolah Anakku 500.000
- Hiburan Untuk keluargaku 250.000
- Baju untukku dan keluarga 200.000
- Biaya Pemeliharaan Rumah ku 100.000
- biaya tak terduga 200.000
- Total Biaya (4.500.000)
Simpananku 500.000
Ha... ha dia tertawa.... apa yang ku kerjakan selama sebulan penuh selama dua belas bulan hanya untuk 6.000.000 ( 500.000 x 12 bulan ) ? Belum lagi ada satu dan lain hal yang mendesak yang membuat kita harus mengurangi uang yang kita tabungkan perbulan. Lalu apakah masih pantaskah kita membusungkan dada untuk membanggakan kita siapa? Lalu mencari dasi-dasi bagus untuk menempelkannya di dadaku yang terlalu busung yang menutupi pandangan mata kita terhadap perut kita yang terlalu buncit hingga malas berkembang dan menutupi kekurangan.
Di artikel ini dia menyentak apakah ini yang anda harapkan atas diri anda selama anda hidup? anda di lahirkan dengan sebegitu sempurnanya dengan berbagai keahlian hanya untuk mengabdi menjadi pegawai dan di berikan makan lalu hiburan 6 juta setahun.
Tidak anda tidak serendah itu, maka sekarang hargailah diri anda dan rubahlah mindset anda untuk tidak hanya menunggu orang yang menentukan gaji anda akan tetapi diri anda sendiri. Sekarang bukalah mata anda dan berubah. Ingat kalau tidak sekarang kapan lagi?
Kata-kata yang sangat menarik membuat saya terkagum dan terenyuh melihat dada saya yang masih terlalu busung dan menghalangi mata saya untuk melihat diri saya. Saya terlalu berbesar hati dan terlalu cepat puas dengan apa yang saya miliki sekarang. Sementara di sana ada segenggam emas yang menunggu saya untuk mengambilnya.
Setelah membaca itu saya lalu menutup buku itu dan melangkahkan kaki saya pulang, dan merasakan angin segar baru merasuk jiwa saya bahwa mulai besok saya akan menurunkan kebusungan dada saya, menurunkan kepala saya dan menjadi orang yang lebih baik lagi.
Mudah-mudahan pengalaman ini dapat juga menginspirasi anda untuk menghargai diri anda lebih dari yang bisa di hargai perusahaan atas diri anda yang begitu sempurna.
Selasa, 01 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kunjungi juga my account
http://dawoak@yahoo.co.id
http://twitter.com/rerezee
http://hi5.com/rerezee
http://facebook.com/dorisuhendra

Tidak ada komentar:
Posting Komentar