Kamis, 04 Februari 2010

Buah dari Masalah

Sore itu menunjukan pukul 18.30 WIB, saat waktunya bersantai bagiku biasanya aku menghabiskan waktu sore hari ku selepas pulang dari magang dengan membantu MIMI (seorang wanita paruh baya pemilik kedai lesehan yang tinggal berdua bersama pekerjanya dewi) aku sangat sayang pada MIMI, mungkin karena aku yang jauh dari orang tua (anak kost) sehingga aku sangat dekat dengan mimi. Aku sering berkeluh kesah kepada MIMI, pokoknya MIMI seperti ibu ku sendiri. MIMI adalah seorang single parent dengan  4 orang putri yang cantik cantik dan berkecukupan, hanya sibungsu Inga yang belum menikah walau demikian iya sudah memiliki seorang calon suami, inga adalah dokter yang sedang  mengambil gelar S2 di universitas Sumatera Utara. MIMI tidak mempunyai anak laki – laki, mungkin itu yang membuatnya merasa dekat denganku dan menganggapku bukan seperti orang lain. Aku sangat mengagumi sosok seorang MIMI betapa banyak lika liku perjalanan hidup yang dialaminya tapi dia sangat tegar dalam menjalani hari - harinya. bayangkan mantan suaminya yang seorang kontraktor berselingkuh dibelakangnya dengan 13 wanita, tapi dengan ke13 wanita selingkuhan mantan suaminya MIMI tidak menaruh dendam apapun dan menjadikan mereka sebagai sodara sendiri, aku sendiri sebagai saksinya.
Waktu itu kedai miliknya lagi ramai karena aku biasa membantu mimi sebisaku, dan mimi memintaku untuk melayani pegunjung kedai, karena aku lagi ngobrol dengan seorang teman perempuanku dan aku juga tahu bahwa pengunjung kedai adalah teman kampusku, aku menolak MIMI dan aku menyuruh DEWI,waktu itu DEWI juga lagi sibuk, tapi terpaksa dewi yang melayan pembeli tersebut. Awalnya aku tidak tahu kalau MIMI agak marah kepadaku. Pada awalnya aku tidak menghiraukanya tetapi hari demi hari sikapnya berubah kepadaku dulu mami yang sering cerita kepadaku dan juga sering bercanda tapi tak kudappati lagi MIMI yang dulu. MIMI menceritakan semua keluh kesah yang dirasakanya kepada seorang sahabatku, dan barulah aku menyadari kesalahanku itu telah menyinggung hatinya.
Karena sebelumnya merasa malu untuk mengucapkan kata “maaf” maka aku memutuskan untuk membiarkan masalah ini berlalu pikirku biarlah waktu yang memberikan maaf, ternyata semakin hari aku terbebani dengan semua kesalahan yang ku perbuat. Karena merasa terbebani aku cerita dengan seorang temanku, dan dia memberikan ku solusi membuat list masalah dan mencari solusinya yang terbaik. Aku coba mengikuti saran dari temanku itu dan solusi untuk masalahku ini adalah segeralah aku meminta maaf, hanya ada satu dipikiranku aku seorang cowok dan meminta maaf duluan tidak menurunkan derajat seseorang.
Dan aku berhasil melakukanya, dengan mata yang berkaca – kaca aku meminta maaf kepada MIMI atas semua kesalahan yang telah aku perbuat sehingga MIMI kecewa kepadaku, ekspresi MIMI hanya tersenyum dan berkata , kamu ga punya salah apa- apa sama aku dan langsung menjauh, tapi aku bahagia aku bisa melihat sorotan mata MIMI yang tersenyum kepadaku yag tidak pernah kudapati akhir – akhir ini. Dan aku lega. Lega selega leganya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kunjungi juga my account

http://dawoak@yahoo.co.id http://twitter.com/rerezee http://hi5.com/rerezee http://facebook.com/dorisuhendra